Labels

.

.
Powered by Blogger.

Friday 15 February 2013

Goes To Bogor

          Cerita ini berlanjut, awalnya di mulai dari profokasi dan orasi-orasi liar temen gue yang ngajak gue untuk bersepeda, kemudian melakukan latihan-latihan ringan di daerah hutan UI (universitas Indonesia), lalu bertambahnya satu teman yang otaknya terhasut untuk bersepeda, secara tidak sadar hal-hal kecil seperti ini yang sedikit namun sering itu, Mulai membuat diri gue kembali mencintai sepeda CLBK. Dan dimulailah perjalanan-perjalanan gue menggunakan sepeda dengan jarak yang lumayan jauh, dan awal perjalanan gue adalah ke kota hujan Bogor. That’s the advanture begin.

          Hari itu………iya pada hari itu……..emmm………hari itu……….ok…ok…umur gue emank udah gak remaja lagi tapi otak gue masih bisa mengingat dengan baik………mungkin hanya oksigen yang kurang menyuplai kebutuhan otak gue sehingga peredaran darah ke otak gue tidak lancar. Sebentar gue tarik nafas dalam…dalam……..hufftttttttt…………..lalu buang nafas…….fhusssssssss………..baiklah kita mulai sekarang “kuatkan tekad”. Pada Hari itu gue……….emmm………gue ngapain hari itu………..ngngngngngg……”itu hari apa ya..?” aduh gue lupa hari apa itu.
“apa gue nugging aja ya biar darah gue lancar ke otak…”
“ah jangan…, dulu gue nungging bukannya darah lancar ke otak malah bubur ayam bekas sarapan gue keluar lagi”
 Baiklah berhubung gue lupa hari apa “itu” gue ganti aja awalan paragraphnya jangan menggunakan kata waktu itu.
                Waktu itu temen gue mempunyai wacana untuk bersepeda dengan jarak yang lebih jauh. Gue berpikir “hemm…selamat datang turun berok…”. Temen gue beralasan ingin mencoba bersepeda kesana, memang sieh biasanya kami hanya latihan bersepeda di UI setiap hari sabtu atau hari minggu, dan gue sendiri juga mulai merasa agak jenuh terus menerus latihan dan hanya di daerah UI, ketemu temen yang sama, lokasi yang sama, pohon yang sama, dan mba-mba qounter hp  yang sama “lho kok…”.  kalau gue pikirkan kembali, ide temen gue ini ada bagusnya juga selain bisa menambah tantangan juga bisa menambah pengalaman bersepeda. “ok deal…” saat itu juga gue langsung setuju dengan ide temen gue tersebut dan tempat tujuan langsung ditentukan yaitu Kebun Raya Bogor.
                Pada hari keberangkatan gue menuju tempat pertemuan, yaitu tempat dimana temen-temen gue sudah menunggu disana lokasinya di jl kapuk depan kampus D UG (Unifersitas Gunadarma), sesampainya disana kedua temen gue sudah menunggu disana (coco dan moncoz) dan menyambut gue dengan hangat walaupun gue datang terlambat “he..he..he..mustahil, yang ada muka cemberut,  maaf ya kawan..kawan telat”. dengan rencana yang sudah kami buat dihari sebelumnya kami siap untuk berangkat.
                Kami berangkat pada hari sabtu pagi “pukul 06:00” dengan estimasi jarak tempuh dari lokasi start sampai ke garis finish adalah 2 jam, track yang akan kami lalui adalah track jalan kecil yaitu:
Depok lama – Citayam – Bojong Gede – Cilebut barat – Pemuda – Bogor / -+26 Km
                Segera setelah gue tiba, dengan semangat yang luar biasa kami langsung berangkat, “padahal gue baru sampai dengan nafas terengah-engah. Tapi apa boleh buat gue juga datang telat di tempat berkumpul, jadi untuk mempersingkat waktu yang sudah lewat sekitar 20 menit dari rencana semula gue dan teman-teman segera bergegas untuk goes kembali.
Menuju Point pertama (Depok Lama), jarak menuju point pertama tidak terlalu jauh dari lokasi start, saat itu posisi gue berada di depan formasi, tapi jangan salah sangka, dengan adanya gue berada di depan formasi bersepeda bukan berarti gue adalah leader, gue di depan karena cuma gue yang tau jalan “sesaat gue merasa dimanfaatkan sieh”.
Saat itu gue berusaha untuk memacu sepeda gue sedikit lebih cepat dan tentunya mengeluarkan tenaga lebih banyak, saat itu yang ada dalam pikiran gue hanyalah mencapai waktu 2 jam sampai lokasi finish. Setelah dirasa, diraba dan diterawang ternyata mantap juga Menyusuri jalan raya margonda yang besar dengan sepeda pada pukul 6:30, karena pada waktu tersebut kendaraan masih jarang sehingga kami dapat goes dengan leluasa,
“gue serasa raja jalanan hahahaha…”
udara pagi saat itu sungguh sejuk berbeda dengan margonda di siang hari terik dan berdebu, kesejukan ini bisa gue rasakan di setiap pori-pori wajah gue dan setiap udara yang gue hirup yang terus masuk kedalam paru-paru, terasa bergitu menyegarkan seakan gue mempunyai tenaga lebih untuk mampu mengoes sepeda gue lebih cepat. “maju teman-teman”
Menuju Point ke-dua (Citayam), sepeda kami sudah sampai di point pertama (depok lama), ditandai dengan dilewatinya stasiun Depok Lama, memang lokasi jalan yang kami lalui berdampingan denga jalur kereta.  Jalan margonda yang baik membuat kami dapat memacu sepeda kami dengan cepat, dan gue yakin kami bisa menempuh waktu yang sudah kami rencanakan. Memasuki jalan citayam kami harus sedikit lebih berhati-hati dikarenakan kondisi jalan yang menyempit.
“ untuk sekedar informasi kondisi jalan citayam tidak selebar jl margonda yang satu arahnya bisa dilalui sampai tiga mobil secara vertikal, berbeda dengan jalan citayam hanya bisa dilalui satu mobil ”.
                Selain kondisi jalan yang kecil, banyaknya lubang-lubang dan pasir hasil dari perbaikan jalan membuat sepeda kami tidak bisa melaju dengan kecepatan yang konstan, disamping itu kami harus menjaga kecepatan kami juga sambil harus berhati-hati dengan lubang galian hasil dari perbaikan jalan. Kondisi tersebut cukup menghambat waktu tempuh kami namun apa boleh buat keselamatan adalah hal yang utama.
“  sedikit gambaran, kondisi jalan citayam setelah Kota Kembang sampai stasiun citayam sedang ada perbaikan pada waktu itu, lokasi jalan berdampingan yaitu dengan rel kereta disebelah kanan (posisi dari jalan raya margonda) dan sungai disebelah kiri “.
“ kalo lagi apes bisa-bisa nyemplung sungai “.
“ tapi gue yakin kalo gue masuk sungai pasti gue akan menjadi legenda citayam”.
“ hantu pengendara sepeda dengan suara parau gooeeee………ssssssssss”.
                Menuju Point ke –tiga (Bojong Gede), rangkaian gear dan rantai terus bergerak kami terus berpacu hingga sudah melewati stasiun citayam dengan masih menggenggam harapan untuk tujuan kami yaitu kebun raya bogor, setelah melewati stasiun citayam kondisi jalan sudah membaik dan lancar untuk dilalui sepeda kami, kelelahan sudah mulai terasa apa lagi gue yang memank belum istirahat.
“goooeee….sssss dengan suara parau”.
tidak hanya itu formasi kami sudah tidak seperti di awal lokasi start, kami tidak bisa lagi mempertahankan jarak antar sepeda sekarang posisi gue tidak lagi menjadi leader digantikan coco yang dengan hebatnya melaju dengan cepat dan moncoz tertinggal di belakang sampai terkadang gue dan coco harus berhenti untuk menunggu moncoz.
                Kelahan yang gue rasakan semakin membanyangi  dengan ditambahnya kesalahan persepsi letak track point, saat ikut gue kira cilebut dulu baru bojong gede dan ternyata bojong gede dulu baru cilebut.
“asem pantes……….gue kaget waktu udah lewat bojong gede kok masih ada stasiun lagi yaitu stasiun cilebut..”
dan naasnya setelah melewati stasiun bojong gede gue memacu sepeda dengan cepat berharap cepat sampai.
 “terkuras sudah semuanya..”.
                Menuju Point ke – empat (Cilebut), melewati stasiun bojong gede meski agak goyah tapi masih tetap goess “paru-paru gue rasanya hancur”. Tanggung juga sieh buat kembali sebentar lagi sampai tujuan, formasi sepeda  tetap berantakan dengan coco masih di depan
“hebatnya makhluk yang satu itu”.
wajar kalau coco di depan soalnya dia tiap hari ke kantor naki sepeda, kantornya berada di daerah cileungsi dengan jarak kurang lebih 24 Km. dan dia juga yang membuat gue kembali bersepeda
“ thanks coco…”
moncoz masih tertinggal di belakang dan sepertinya paru-parunya sudah hancur.
                Menuju Bogor, melewati stasiun cilebut ini yang gue tunggu-tunggu, gue menunggu semangat gue bangkit, memang sieh itu hanya sebuah stasiun dengan papan bertuliskan stasiun cilebut berhuruf besar di depan pintu stasiun, dengan keadaan yang cukup ramai dengan angkutan umum pada saat itu, tapi meski hanya itu semangat gue bangkit.
“gue juga gak bergitu mengerti, mungkin persepsi atau sugesti yang jelas gue masih bisa maju”.
Meski dengan rasa lelah kami melewati jl kyai haji soleh iskandar dan bergerak menyurusi Jl pemuda kemudian Jl jendral sudriman, semua itu terbayar sesampainya kami di Kebun Raya Bogor dan hal yang pertama kami lakukan adalah sarapan.  “lapaaaarrrrr…”.

Tunggu Kisahnya :
Goes To Bandung
Goes To Cirebon

0 comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews