Labels

.

.
Powered by Blogger.

Puncak Gede

-------------------

Batu Karas

-------------------

Cijulang

-------------------

Desa Loji

-------------------

Trick Art Museum

-------------------

Goes Semarang

------------

Goes Cirebon

-----------

Goes Bandung

-----------

Goes Bogor

-----------

Nice Memory

-----------

Anyer

-----------

Desa Loji

-------------------

Wednesday 21 October 2015

Bukan Curcol Cuma Ngeluh



             Seminggu setelah jatuh dari motor kondisi luka-luka gue sudah mulai mengering kalo kata nyokap itu namanya “koreng”, entah sejak kapan kata-kata koreng melekat dalam keluarga ini dan definisi dari kata koreng menurut pemahaman nyokap adalah  luka yang mengering, tapi yang jelas koreng itu gak baik buat kesehatan jadi jangan di makan apalagi di campur nasi.
            Meski terlihat sudah mengering namun gue masih merasakan sedikit rasa nyeri pada luka, akibatnya gue masih belum leluasa dalam bergerak terlebih lagi pada saat sholat (itu yang gue sesalkan) gak bisa gerak sembarangan mesti ngati-ngati,  untungnya mayoritas luka terdapat di tubuh bagian kanan sehingga tangan kiri gue masih bisa cubol (cuci bool) dengan leluasa. Sudah seminggu pula gue gak mandi Cuma ngelap badan pakai air anget, hanya itu yang bisa gue perbuat untuk mengurangi ketebalan daki dan kalian tau perubahan air sisa ngelap badan “mirip air bekas rendaman baju”.
Catatan : gue cebok tetep pake air bukan dilap.
            Hari pertama gue masuk kantor setelah bed rest selama dua hari dirumah itu gak nyaman banget, luka masih agak basah jalan masih seperti robot bedanya gue gak ada tulisan made in china, baru masuk ruangan kerja gue langsung ditanya sama teman sekantor mengenai tragedy tersebut.
‘gus gimana kabarnya ?’ kata temen gue.
‘masih nyeri nih lukanya’ pasang tampang muka sedih biar disuruh pulang.
‘kok bisa jatuh ?’ sambil pasang muka empati.
‘yah karena ada gaya gravitasi’  kata gue cuek.
‘!!!!!!!!!!!’ pasang muka BT *temen gue
Tiba-tiba temen gue keluar ruangan sambil teriak “mati aja sannaaaa”.
Dalam pikiran gue ‘kenapa tu orang mabok kertas kayaknya’. Dan setiap pertanyaan dari temen gue yang gue jawab dengan jawaban tersebut paras mukanya tiba -tiba berubah jadi BT. Dalam pikiran gue 'why ? itu kan jawaban make sense'.

Monday 17 November 2014

Museum Wayang, tak terduda

Bertahun-tahun gue wira-wiri di daerah sekitar Jakarta, gue baru “ngeh”, kalau didaerah kota tua, Jakarta pusat, ada tempat cagar budaya yang bernama museum wayang. Sebagai homo sapiens pastinya gue merasa “udik” banget. Gue ini memang kurang gaol jika dibandingkan dengan evolusi dari homo sapiens lainnya (alay sapiens dan cabe-cabesiens). Bisa di bilang, mungkin gue satu-satunya pitechantropus erectus yang masih hidup.    
            Niatnya gue kesana mau hunting foto sama si kucluk dan agiel (sahabat gue) buat ikutan lomba, tapi, malah jadi wisata budaya (melenceng 180 derajat). Sampai di kota tua Batavia, gue bingung dan gak dapet moment sama sekali yang sesuai dengan tema lomba, tiba-tiba desperate kemudian cari WC umum buat buang air. Gak tau mau ngapain, akhirnya gue dan kawan-lawan melipir ke museum wayang.

Thursday 13 November 2014

JONES, You never walk alone (2)

              Setelah cukup lama mengobrol dengan si maniak hipnotis, gue ngerasa pengen pingsan, “terpengaruh hipnotis ?” bukan, “lebih karena bau mulut”. Kemudian nama gue di panggil untuk segera menuju ke ruang eksekusi sidang.
             Sampai di ruangan sidang, kondisi hening, terkadang ada suara tangisan yang menyayat hati (itu adalah suara kegagalan), ada suara buang ingus (oh maaf itu gue gak kuat kena AC). Situasi saat itu bikin perasaan gue semakin desperate, ditambah lagi ngeliat wajah orang-orang yang pucat pasif keluar dari ruang sidang (seperti habis kena razia).

Wednesday 29 October 2014

JONES, You never walk alone (1)

                 Saran buat para JONES jangan pernah tinggalkan smartphone anda di rumah ketika sedang sidang sarjana. Pagi itu sudah banyak sekali mahasiswa yang memenuhi area halaman depan kampus A termasuk ibu-ibu penjual pop ice, Lho..!, kondisi basement juga sudah penuh sesak dengan motor, gue yakin saat ini perasaan mereka pasti sedang galau berat menunggu tiba waktunya pelaksanaan sidang, keadaan ini sama seperti apa yang tukang bubur rasakan ketika menunggu buburnya matang lalu setelah pancinya dibuka malah ke enceran, tapi setidaknya mereka masih punya teman seperjuangan yang saling menyemangati. Tidak seperti gue yang hanya seorang diri (lone ranger) dan gak ada yang bawain roti buat sarapan.

Thursday 23 October 2014

JONES, Desperate

            Gue punya sedikit saran, jangan pernah ijinkan satu orang pun temen lo datang berkunjung satu hari sebelum hari sidang, itu sama saja dengan pengen duduk tapi ada bisul di pantat. Hal itu terjadi sama gue dan gue hampir melakukan self destruction.
             Malam sebelum sidang dua orang temen gue berkunjung kerumah, salah satu diantaranya, pada hari sebelumnya, memang meminjam dasi untuk dipakai saat sidang dan ingin mengembalikan malam itu sedangkan yang satunya datang untuk mengantar serta membawa malapetaka bersamanya (gue merasakan adanya hawa siluman). Keduanya sudah selesai dan dinyatakan lulus sidang S1 sedangkan gue masih rapelin mantera biar besok juga bisa ikut lulus sidang.

 

Total Pageviews