Labels

.

.
Powered by Blogger.

Sunday 2 September 2012

Wanita yang super sekali


            Akhirnya ketemu hari sabtu, setelah 5 hari disibukan dengan pekerjaan kantor yang udah buat otak gue kayak robot tempur pake lejing, terbiasa dengan sering melakukan kegiatan, pada saat liburan seperti ini kok rasanya cepat sekali Boring nieh, ditambah lagi jadwal untuk buang air besar dikantor, kini kegiatan tersebut di alihkan kerumah “rasanya ada yang beda pada saat sesuatu itu keluar”, sekarang ngapain ya, “ting tong” baru ke inget “enaknya nulis ajah”, berhubung baru dapet pengalaman menarik sekaligus bikin hati gue yang busuk ini melejit kaget.

            Oke awal mula cerita ini berawal dari gang gelap penuh debu yang gue lewatin saat pulang kantor, lebar gang ini kurang lebih 2,5 meter kurangnya penerangan menyebabkan gang ini agak gelap, ditambah lagi gue pulang sekitar pukul 19:00, dengan langkah gontai “bukan karena kelelahan dengan kerjaan kantor lebih tepatnya kelaparan karena belum makan”, mata ini tertuju pada seorang wanita tepatnya tertuju pada pantat wanita tersebut, dengan tatapan genit dan pupil yang membesar mata gue terus tertuju pada body indahnya arghhhhh……gak kuat, sambil terus berusaha untuk mendahului langkahnya sejenak gue berpikir “ini cewe kok bodynya mirip temen gue ya” (dahulu gue ini dijuluki si jenius pengamat body wanita), pikiran mulai berkecambuk penasaran juga nihe gue sama dia.
Sekarang posisi gue tepat berada disampingnya “udah kayak Lorenzo yang pengen nyalip stoner dalam acara MOTO GP”
“sapa gak ya……?”
“gak disapa sayang banget, kesempatan Cuma sekali coy”.
Lalu dengan penuh nafsu gue beranikan diri untuk menyapa (habis pantatnya itu loh)
“bunga…! (nama samara)”
Sontak dia terkejut dan nyaris berteriak, gue sieh udah siap pake jurus meringankan tubuh ala pendekar rajawali bila terjadi apa-apa, namun sepertinya dia kenal dengan suara gue yang parau ini dan dia mengurungkan niatnya. Ternyata benar dia temen kuliah gue, waduh…..kacau temen sendiri dijadiin bahan mesum, terkadang gue gak bisa mengendalikan imajinasi otak gue yang berlebihan.
Singkat cerita dari awal pembicaraan yang panjang, temen gue ini akhirnya menceritakan kisah hidupnya yang menurut gue sedih, bahkan saat itu gue hampir menyumbangkan uang gue untuk dia.
“kalo gue piker-pikir lagi kok sepertinya perasaan kasihan ini lebih perasaan kasihan kepada pengemis bukan kepada teman “
”salah prasangka”  berhubung duitnya juga gak ada, ya gak jadi.
            Awalnya gue Cuma bertanya gimana pernikahan dia dengan si fulan (nama samara), sekalian juga gue pengen tau apakah menikah itu enak apa tidak, tapi yang terjadi adalah sebaliknya, apa yang gue pikirkan tidak seperti apa yang dia jelaskan, sekarang dia tidak bersama si fulan untuk tinggal satu rumah, di pernikahannya yang baru berjalan lima bulan gue agak aneh “kok bisa ya……?”, hemm dari keterangan yang dia utarakan bahwa suaminya si fulan kepincut dengan wanita penyanyi bar.
“gila tu cowo istrinya aja udah mantep banget tapi masih aja bisa kepincut sama penyanyi bar gak kebayang tu penyanyi kayak gimana rupanya wadauuuw……..imajinasi mulai berlebihan”
Banyak yang dia ceritakan mulai dari perkawinannya yang terpaksa dan hutang yang si fulan tinggalkan.
            Dia menceritakan, sebenarnya pernikahan yang mereka lakukan itu dilakukan terpaksa oleh bunga, sebelum pernikahan itu terjadi hubungan si bunga dengan fulan memang kurang baik, seringnya putus nyambung dan juga sering bertengkar, disaat sebelum menikah bunga memang sudah putus dengan fulan, namun fulan terus memaksa, agak sedikit menyeramkan sieh cara fulan untuk kembali berpacaran. Dia pernah mencoba menusukan pisau pada perutnya yang buncit itu dan minum satu botol pengharum pakaian “gue rasa dia gak pakai perlu minyak wangi lagi setelah itu”.
Setiap ada laki-laki yang dekat dengan bunga si fulan berusaha untuk menjauhkan sang laki-laki tersebut dari bunga, padahal si fulan pun saat itu sudah dekat dengan si biduan, tanpa sepengetahuan bunga si fulan datang kerumah bunga dan langsung berbicara dengan orang tuanya untuk menikahi anaknya (si bunga), dengan tidak berbicara panjang lebar pernikahan itu pun terjadi, dan tidak beberapa lama hal itu pun terjadi si fulan kabur bersama si biduan meninggalkan bunga, sebenarnya si fulan menginginkan bunga mau menerima si biduan dalam satu rumah tangga. “gila tu fulan mau mencoba poligami”. Si bunga menolak dan akhirnya dia lebih memilih si biduan, fulan dan biduan tersebut pergi entah kemana, dan yang lebih parahnya dia pergi dengan meninggalkan hutang yang cukup banyak dan cicilan motor yang belum lunas dan sebelumnya cicilan tersebut di bayarkan oleh bunga, sungguh tragis
“gue kira menikah itu enak ya ternyata tidak semudah yang dipikirkan masih banyak hal-hal yang harus di koreksi dan di persiapkan lahir dan batin. 
sepertinya gue kurang begitu pandai menceritakan cerita sedih, karena life ist happy.

0 comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews