Labels

.

.
Powered by Blogger.

Thursday 13 June 2013

Mantan Gue si Ratu Kampus

Dari pada ini tulisan ngejogrok aja di dalam hardisk computer gue, iseng-iseng gue posting di blog, Cinta itu menurut gue bisa bikin orang yang pendiam jadi gila, yang cupu jadi gokil dan yang pinter jadi autis, apalagi kalo yang lo pacarin itu adalah si Ratu Kampus, buat orang yang hidup di bawah naungan Dewa cupu dan kantong pas-pasan kayak gue buat macarin cewe yang jadi ratu kampus itu repot banget, beginilah kisah gue. Namanya Gissa mariska, sebagai Ratu Kampus secara fisik dan sifatnya dia itu cewek yang cantik, putih, ramah, warga masyarakat kalangan kelas atas, bersahabat, modis dan ceria, dan pastinya banyak cowo-cowo yang naksir sama dia mulai dari yang paling ganteng, paling cakep, cowo paling keren, cowo tajir, cowo kalangan kelas bawah, cowo muka preman, cowo muka mesum sampai cowo yang bisanya Cuma mimpi kayak gue. Tapi meski Gissa itu masyarakat kalangan kelas atas dia itu tipe cewe yang sederhana. Sifat itu yang gue kenal dahulu, ketika dia masih menjadi pacar gue dan sampai sekarang gue masih belum percaya cewek cantik si ratu kampus seperti dia mau jadi pacar orang setengah culun seperti gue ini, jadi inget film kingkong. “dan gue kingkongnya”.

Tapi meski jalan cinta gue penuh liku dan seringnya bola api santet mondar-mandir di atap rumah gue serta surat kaleng bernada ancaman dari fans-fans fanatic gissa, gue tetep berjuang demi cinta dan tetap mengemban missi perbaikan keturunan yang di amanahkan emak gue.
Traktiran Awal Jadian
            Awal kisah diawali ketika gue mulai mengenal bangku perkuliahan, dan bangku perkuliahan itu bentuknya sama dengan bangku pada waktu SMA jadi ternyata gue udah kenal akrab sama si bangku, jurusan yang gue pilih adalah administrasi manajemen tadinya mau ngambil jurusan ekonomi, tapi di kampus itu gak ada jurusan ekonomi untuk jejang D3 lalu pilihan gue jatuh kepada manajemen administrasi (benar-benar gak nyambung). Di kelas inilah gue mulai mengenal dia dan di kelas ini juga perlahan-lahan wajah gue semakin mirip serigala lapar mencari mangsa.
Waktu itu hari selasa hari kedua setelah gue jadian sama Gissa, temen-temen satu kelas gue belum ada yang tau kalo gue sama Gissa udah jadian, kenapa…?, karena gue sama Gissa masih merahasiakannya, (nasib cowo pinggiran terima aja dah) tapi yang jelas gissa yang ingin hal ini tetep menjadi rahasia berdua, ada beberapa hal yang mungkin menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dengan merahasiakan hubungan kita sementara ini, yang pertama gue belum ada kucuran dana segar buat traktiran PJ (pajak jadian) anak-anak bila suatu saat konspirasi ini terbongkar dan gak mungkin juga gue ngutang rentenir hanya karena gak sanggup bayar restaurant, yang kedua mungkin Gissa masih berusaha memulihkan kondisi kejiwaannya dari rasa traumatis berkepanjangan dan berusaha menerima kenyataan bahwa dia telah menerima gue sebagai pacarnya, dan yang ketiga gue belum siap untuk menerima hujatan, makian dan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada terorisme dari cowo-cowo bengis penggemar Gissa pada saat rahasia ini terbongkar, setidaknya gue udah latihan lari apabila mereka berusaha mengejar dan menghabisi gue dengan obor dan bambu runcing, hari ini Selasa 23 – April – 2007, jam di tangan sudah menunjukan pukul 12:00 siang, gue dan temen-temen si fadol, yusup dan teman-teman yang lain keluar dari ruang kelas 314 di lantai tiga, ternyata 2,5 jam dalam kelas belajar mata kuliah Sumber Daya Manusia membuat perut gue keroncongan, laparnyaaa……untuk jam mata kuliah berikutnya akan dimulai dua jam lagi jadi sambil nuggu enaknya gue makan dulu, saatnya memanfaatkan moment ini, berhubung gue udah jadian gue ajak aja si doi makan siang, ok langsung aja gue sms si doi.
SMS bagus : “Gissa lo mau kemana habis ini sama temen-temen…?”
Saat itu gue masih canggung untuk mengucapkan kata sayang, maklum baru pertama pacaran.
SMS Gissa : “nanti mau makan siang sama temen-temen….”
SMS bagus : “gue juga mau makan siang.., makan siang bareng gue aja yuk..?”
SMS dissa : “tapi….gimana ya sama temen-temen gue”
SMS gue : “udah bilang aja mau ke perpustakaan sebentar.” (pertama kali mengajarkan kebohongan pada pacar tolong yang ini jangan ditiru)
SMS gissa : “ok deh kalo begitu”
Untuk tetap menjaga kerahasiaan hubungan kami, gue sama gissa janjian makan di tempat yang agak jauh dari teman-teman kami makan siang, dengan tipudaya dan alasan masing-masing tentunya.
Yusup : “gus makan sama anak-anak di kantin Tiara yuk…?”
Gue : “wah gak bisa yus gue mau..emm…mau…, mau ke stasiun”.
Fadol : “ngapain lo ke stasiun..?, mau pergi kemana..”
Gue : “ini…gue..mau…emmm…mau pergi ambil gigi palsu nenek gue yang kemarin jatuh di peron kereta”
//Waduh kacau…..alasan yang aneh kenapa harus gigi palsu yang ada di otak gue.
Yusup : “ha…gigi palsu nenek lo !!!!, kok bisa”
Gue : “emmm gini yus…dua hari nenek gue lapor ke bagian informasi bahwa gigi palsunya ilang, kemudian kemarin ada yang telp ke rumah gue bahwa ada petugas stasiun yang menemukan gigi palsu nenek gue, katanya pada waktu itu dia melihat anjing tergeletak hampir mati karena kesulitan bernafas dan ternyata dia tersedak gigi palsu nenek gue”.
//Kacau nih gue bener-bener bodoh alasan yang aneh pasti dia gak percaya.
Yusup : “ohh….ya udah kalo gitu gue makan ya sama fadol”.
Gue : “oke…gue cabut”.
//seandainya nyokap gue tau bahwa ternyata masih ada yang lebih bodoh dari gue.
Dengan bergegas gue menuju lokasi tempat gue sama disa janjian, lokasinya di depan warnet orange 20 meter dari kampus, sampai disana ternyata Gissa sudah sampai lebih dulu, sepertinya gue telat lima menit, (pertama kali gue telat setelah jadian).
Gue mencari tempat makan sambil jalan berjauhan dengan Gissa (seharusnya orang pacaran itu jalannya berdampingan), ditambah lagi hari itu Gissa memakai celana levis hitam dengan baju panjang berwarna kuning sangat serasi sekali dengan kulitnya yang putih dan rambutnya yang hitam panjang, sedangkan gue memakai celana jeans robek di area dengkul (gara-gara nyokap cuci celana gue pake sikat kawat buat nyikat WC) dengan baju berwana hitam pudar karena keseringan di cuci, habis baju gue kan cuma punya tiga. Gimana gak kebanting penampilan gue kalo jalan berdampingan sama doi,  niatnya siang itu gue pengen buat Gissa seneng dengan membawa dia makan di restoran mahal yang menghidangkan steak, kentang goreng dan hot cokelat, gue yakin Gissa tambah cinta sama gue ha…ha..ha.., sambil jalan gue mengambil si gepeng dari saku celana, si gepeng itu nama dompet gue, karena bentuknya gepeng gak pernah kembung kayak dompet-dompet punya temen gue.
Waktu gue buka yang ada disana hanya satu lembar uang Rp 20.000, saat itu kepala gue pusing luar biasa, tiba-tiba mata berkunang dan lutut gue jadi lemas, muka pucat seperti habis kena diare akut, gimana nih duit Cuma Rp 20.000 niat mau makan steak, kentang goreng, dan hot cokelat, mana bisaaaaa, gue harus segera memutar otak. Melihat tingkah laku gue mungkin Gissa agak curiga.
Gissa : “lo kenapa kok jidat nya berkeringat gitu…?”
Gue : “engg…ennggak apa-apa ko saa..gue cuma kena embun..?”
Gissa : “ha…embun..!!!, ini kan jam 12 siang mana ada embun…, terus kenapa jalannya miring”.
Gue : “ii..ii..iya emang kalo siang kepala gue suka panas dan cairan otak menguap jadi kepala gue suka keluar embun, ohh itu…gue lagi belajar tarian kepiting kata guru tari gue cara latihannya jalannya harus miring..”
Gissa : “oh…gitu lo bisa nari ya..?, lo aneh juga ya”.
Gue : “heheh…..emang udah keturunan sih di keluarga gue aneh itu sebuah kebanggaan, semakin aneh semakin keren…”.
Gissa : “ha…..????!?!?!?”
Sebenarnya dalam hati gue menangis, haduh…….semakin jatuh harkat dan martabat gue di depan Gissa. Dan sekarang apa yang harus gue perbuat dengan uang Rp 20.000 ini, aha…gue ada ide,
Gue : “gissa sukanya makan apa…?” (pertanyaan basa-basi gue di awal pacaran)
Gissa: “kalo gue suka makan steak sambil minum hot cokelat, umm gimaan kalo sekarang kita makan itu aja”.
Suasana semakin memburuk, mati gue terlalu to the point ni cewe, sial gue salah langkah sekarang jadi skak mat, celingak-celingunk siapa tau aja ada rentenir disekitar sini, ayo putar otak lagi bagus.
Gue : “aduh kalo tempat makan steak lokasinya jauh dari kampus saa, nanti kita bisa telat masuk mata kuliah berikutnya..”
Gissa : “betul juga lo gus, nanti bisa telat mana dosennya galak lagi., terus sekarang kita makan apa, gue udah laper banget nih..”
Gue : “nah liat tuh didepan sana ada tukang mie ayam, kebetulan gue suka banget sama mie ayam, gimana kalo kita makan mie ayam aja, kata temen gue mie ayam disana enak loh”
Gissa :  “masa sieh, boleh juga idenya, ya udh gue mau makan mie ayam aja.”
Yess…..tipuan berhasil dengan sukses, memang tuhan selalu menyertai hamba-hambanya yang sedang galau, gak percuma gue di juluki si licik mesum, tapi perubahan rencana dari makan steak ke makan mie ayam sepertinya terlalu timpang banget, gak apa-apa lah setidaknya di mie ayam ada sedikit suiran daging ayam yang di campur tulang muda, tulang leher, yang peting sama-sama ada dagingnya ya kan..(masih berusaha membela diri).
            Setelah berjalan cukup jauh sampai juga kami di warung mie ayam, kami duduk setelah mendapatkan meja kosong bekas ibu-ibu gendut, aduh…….ini meja kotor banget, itu orang makannya berantakan, udah badannya mirip kaka kedua (kaka kedua di film kera sakti), dengan sigap gue rapihkan meja dengan tisu, kemudian dengan nada ramah gue bertanya sama Gissa,.
Gue : “sa…lo mau makan mie pake ayam apa ayam pake mie,terus mau minumnya apa.?”
Gissa : “dasar lo gus, sama aja tau….,gue mau mie ayam bakso pangsit, terus minumnya es teh manis.”
Gue : “ok tunggu sebentar ya..”
Gissa : “iya….ok.” (sambil tersenyum manis)
gilaa doi kalau senyum cantik dahsyat, oh tuhan janganlah pernah engkau sadarkan bidadari ini dari mimpi buruknya.
dengan senyuman lebar, dada membusung dan padangan melihat kedepan gue berjalan menuju abang tukang mie ayam untuk memesan, udh mirip centeng belanda, *dalam hati
“kapan lagi gue terlihat gagah di depan Gissa its show time”
gue jadi inget kata temen SMA gue (namanya si wawa), katanya kalo gue senyum mirip nyongki monyetnya pak qodir yang punya bandar topeng monyet di RT gue saat gue masih tinggal di rumah gue yang lama daerah Depok Utara. Mari kita sedikit flash back.
Wawa : “gus ngapain lo senyum-senyum ke gue dari tadi….gue jadi takut tau…”
Gue : “gue lagi jatuh cinta wa….”.
Wawa : “ udah ah stop melakukan hal itu didepan gue..seraaammm”
Wawa : “eh..gus tapi klo di liat lagi lo kalo senyum mirip si *yongki anak buahnya bank kodir, lucu banget loh.”
Gue : “anak buahnya bank kodir yang mana nieh, gue baru tau”
Wawa : “itu monyet putih yang dia beli dari umur tiga bulan, bank kodir kan Bandar topeng monyet..ha..ha…ha..”
Gue : “sialan lo…masa gue mirip sama monyet, tapi kalo monyetnya kayak gue pasti paling ganteng di antara monyet ya wa…hi..hi….hi”
Wawa : “najis lo…” *tiba-tiba dia berjalan menghindar dari samping gue.
            Gak lama gue udah ngobrol sama si abang mie ayam, masih dengan senyuman gue yang mirip si *nyongki.
Gue : “bang….!, gue pesen mie ayam baksonya dua dan sama es the manisnya juga dua.”
Gue : “jadi berapa bang…?”
sambil menunggu abangnya menghitung, sesaat pandangan gue beralih ke arah dissa, saat itu dia sedang melihat-lihat kesekeliling arah sambil memainkan rambutnya yang hitam panjang, nampak wajahnya yang mencerminkan ke polosan dan kecantikannya, dalam hati gue berkata “kok bisa ya gue dapet cewe cantik kayak gitu, secara gue belum pernah ngerasain yang namanya pacaran”
“belum lagi tampang gue yang….*#*@** semua jadi Rp 25.000……haaaa…”
Suara si abang membuat gue tersadar dari lamunan, ternyata dari tadi si abang dari tadi nepuk-nepuk pundak gue, sambil ngasih tau total harga.
Abang : “semua jadi #@**##*#* 25.00 #@** de..”
Gue : “iya….eh….sory,,sory bang, gak denger berapa jadi totalnya…”
Abang : “aduh si adek ngelamun aja, abang udah teriak-teriak dari tadi nie, lagi ngelamun jorok ya..?”
Gue : “ah si abang bisa aja, masa saya ngelamunin muka abang..maaf deh.. maaf”
 Abang : “kurang ajar, emangnya muka saya mirip jamban, jorok”.
Abang : “nieh semua jadi Rp 25.000…” (dengan nada membentak)
Gue : “hehe sory bang just kidding, HAAAA……Rp 25.000 bang…?” (seketika muka gue pucat mayat)
Gue : “waduh kok mahal amat bang harganya, gak Rp 20.000 aja..semuanya ?”
Gue : “mank mie ayam bakso sama es the manis berapa harganya..?, pas nya aja deh bang…?”
Abang : “enak aja…emang nya saya jualan daster kiloan bisa harga pas…” (nada emosi)
Abang : “es the manis itu satu Rp 2.500, terus mie ayam bakso satu Rp 10.000..”
Waduh kok harganya di luar dugaan gue ya, jiah….duit tinggal Rp 20.000 lagi. Ya tuhan cobaan apa lagi ini.
Abang : “oooi….mas…jadi mesen gak”.
Gue : “jadi..jadi…bang, tapi bang mie ayam baksonya satu aja yang satu lagi mie ayamnya setengah porsi, es teh manis satu, satunya air putih aja.”. (sambil berbisik)
Abang : “HA…..waduh…si mas keseringan main deket kompor kali ya, jadi anget otaknya, mana ada mesen mie ayam…..setengah porsi”.
Gue : “SSSSSTTTTTTTTTTT………bang jangan keras-keras ngomongnya nanti pacar saya denger, nyablak aja nih kayak knalpot racing,”.
Gue : “gini bang duit saya Cuma Rp 20.000, tapi saya pengen senengin pacar saya, maklum baru jadian, jadi ini pertama kali saya traktir dia.”
Gue : “boleh ya bang……please…..bang….pleaseee…”
waktu itu gue pasang muka paling memelas dan mata penuh pengharapan. Biar tampang gue kelihatan menyedihkan dan si abang iba melihat gue.
Abang : “iya deh…udah ah jangan liatin saya kayak gitu, saya jadi takut, dasar mesum lo..”
Loh kok mesum…?
            Akhirnya perundingan GMA (Gerobak Mie Ayam) yang cukup alot dengan abang tukang mie ayam sudah diselesaikan dengan sukses, segera gue kembali ke meja tempat si cantik berada, sambil menunggu pesanan gue sempat ngobrol sedikit sama gissa, ngomonin pelajaran kuliah, ungkapan hati gue bisa jadi pacar orang cantik kayak dia, bisa berduaan sama dia, pokoknya macem-macem. Gak lama pesanan datang juga.
Gue : “gissa tuh mie ayamnya udah dateng, mari makan…”
Gissa : “iya gus, ummm tapi kok kayaknya mie ayam lo dikit banget, apa punya gue yang kebanyakan porsinya”.
Gue : “umm…gak kok emang segini, tadi kebetulan kata abangnya mienya tinggal sedikit…he…he” (kebohongan gue yang pertama di awal jadian).
Gissa : “umm gitu tapi gak apa-apa tu kalau lo makan Cuma sedikit..?”
Gue : “gak apa-apa ko sa, segini cukup kok..”
meski sebenarnya hati gue menjerit….kurang kenyang kalo Cuma segini hu…huuuuhu.
            Tidak lama setelah menyelesaikan makan, kami kembali lagi ke kampus, di jalan kami berpisah agar kami gak ketauan sama anak-anak satu kelas, meski perut gue masih teriak-teriak minta makan lagi tapi gue seneng bisa makan berdua untuk yang pertama kali dengan gissa, akhirnya hari itu pelajaran berakhir dan jam kuliah pun sudah usai, gue juga baru sadar bahwa gak ada ongkos pulang dan duit udah habis buat bayar mie ayam tadi, so akhirnya gue jogging dari kampus sampai ke rumah yang kira-kira jaraknya tujuh kilo meter.  

3 comments:

 

Total Pageviews