Labels

.

.
Powered by Blogger.

Wednesday 26 June 2013

Write a Comedi

Gue punya saudara laki-laki namanya agung, tapi sehari-hari biasanya gue panggil dia “gendut”,loh kenapa….? secara waktu bokap bawa pulang dia dari rumah sakit, bodynya tuh montok full kulitnya putih kemerah-merahan persis pinggiran koreng, hidungnya pas mancung agak kedalem, hidung adek gue tuh unik, kalau orang lain itu matanya yang sipit tapi kalau adek gue itu hidungnya yang sipit maybe dia keturunan tionghoa, sempat sedikit khawatir dia akan kesulitan bernafas nantinya meski akhirnya gue sedikit lega karena menemukan letak posisi lobang hidungnya ketika dia sedang menangis, pipinya tembem mirip orang lagi ngemut tiga belas permen kojek, badannya bullet mirip sapi geloggongan dan seperti halnya anak baru kepala adek gue plotos seperti mau di ospek. (that’s my little brother)


Hal yang baru itu selalu menjadi hal yang “wah…wah…” dan yang lama akan tersingkir secara perlahan dan selalu menjadi hal yang “oek……” (sisa-sisa). Dengan hadirnya adek gue sebagai penghuni rumah yang baru, atmosfir di rumah gue agak sedikit berbeda, yang pertama banyak tetangga gue yang pada datang kerumah Cuma buat liat si bayi dengan tanpa memperdulikan bahwa gue ini kakaknya dan sambil membawa buah tangan, yang pasti kalo buah tangan itu berbentuk makanan harus lewat bagian quality control yaitu gue, yang ke-dua berhubung kondisi nyokap gue masih kurang fit, so mulai empat belas hari kedepan setelah si bayi datang kerumah, situasi gue akan berada seperti di pengungsian korban banjir kiriman, makan hanya dengan mengkonsumsi mie instan dan nasi “sukur-sukur kalo bokap gue tiba-tiba khilaf dan mau traktir makan di luar untungnya saat itu gue gak mati karena kelaparan, yang ke-tiga, hal ini yang paling tragis, selama empat belas hari kedepan perlahan-lahan energy keberadaan gue lenyap dan tergantikan oleh si bayi, jadi seperti layaknya amoeba (ada tapi tak dihiraukan).
Pada usia empat bulan gue udah diperbolehkan nyokap buat menggendong si bayi, alasanya karena badan si bayi sudah kuat dan kondisi ketahanan tubuhnya sudah baik, sebelumnya gue Cuma hanya boleh melihat dari jarak tertentu dan tidak boleh terlalu dekat karena kata nyokap penciuman sibayi masih sensitive kasian kalau di deketin sama gue, dan itu secara tidak langsung menyatakan bahwa gue ini “BAU BADAN”. “Hey mom I’m your son too, SADISME”. meski badan gue bau tapi gak akan sampai membunuh si bayi kan. Senangnya bisa pegang sibayi, mau tau gak rasanya gendong bayi…? Rasanya gendong bayi tuh seperti megang kotoran kuda yang sudah mengeras sekitar satu minggu, empuk-empuk kenyal gimana gitu dan agak berat. Pernah gue nyoba menimang sibayi, dengan cara menggoyang tangan gue kekiri lalu kekanan dan gue lakukan itu secara terus menerus selama satu jam, hingga tiba-tiba adek gue muntah, nyokap gue sempat panik melihat adek gue muntah, gue bilang aja kalo si bayi muntah karena kebanyakan susu, tapi yang jelas itu gara-gara gue mengayunkan tangan gue terlalu kencang dengan speed di luar kewajaran, “habis gemess litany”. Dan itu gue lakukan terus selama empat hari. ?#$@$%
Pada usianya menginjak tiga belas bulan, adek gue udah mulai bisa berjalan,  wah pokoknya lucu banget waktu si adek lagi jalan, seperti lagi latihan jurus dewa mabuk lebih tepatnya jurus bayi mabuk “doyong kekanan doyong kekiri la….la…la…la…la..la” (potongan lagu potong bebek angsa), dan lebih lucu lagi waktu si adek terjatuh “hahahaha….hahaha” bikin gue ngakak, semakin atraktif dia terjatuh semakin gue tertawa lebar “hahahahahahhaha” yang ini bikin gue menggila, dan kemudian dia jatuh dari sofa ruang tamu yang ini bikin semuanya terdiam, gue masih inget waktu seringnya dia menjatuhkan harga diri gue dengan kencing di atas celana jeans yang baru gue beli pada saat gue gendong, sepertinya ini bukan kecelakaan, gue yakin ada konspirasi dibalik ini semua maybe ini adalah sebuah pembalasan dendam karena sering ditertawakan ketika dia terjatuh.
Catatan: jangan sekali-kali berurusan dengan bayi
                Pada saat usianya lima tahun, adek gue ini udah mulai bawel dan jadi tambah semakin gendut. Tiap hari kerjanya ngoceh……………terus, apa aja di omongin sampai cape gue ngejawabnya, kadang gue pura-pura tidur kalau dia lagi banyak Tanya, dan alhasil muka gue kena pukul si adek sambil tertawa, disangka gue lagi ngajak becanda kali, pernah gue di pukul pake botol susu, atau benda apa saja yang sedang dia pegang, “aduh ini balita apa preman sih”, ini sih namanya bukan bercanda tapi percobaan pembunuhan catatan:kalau sedang seperti ini jangan membiarkan balita memegang benda tajam. tapi gak apa-apa kadang gue juga sering balas dendam dengan cara menghabiskan biscuit bayi yang sering di beli nyokap, habis enak sih.
catatan :
1. jangan pernah bawa adek lo yang masih bayi ke sekolah, apalagi dia lebih ganteng dari lo, yang ada lo cuma jadi bulan-bulanan buat dicengin sama temen-temen lo. “adek lo kok ganteng sieh, beda sama kakaknya,” *sedang BT @#$$&@#@# “liat aja gue habisin biscuitnya”.
2. jangan bawa dia pada kerumunan anak cewe karena Cuma buat lo mupeng sangat, karena si bayi pasti di pegang-pengang oleh tangan wanita-wanita cantik itu, dan sekali lagi lo jadi bahan cengan.

                Waktu terus berjalan hingga sekarang adek gue ini udah kelas dua SMP,  banyak perubahan pada si gendut, pertama udah gak gendut lagi, ke-dua makin buluk aja itu kulit, gue rasa ini lah hasil dari polusi udara, radiasi sinar UV dan pemanasan global, jalannya sedikit bungkuk mendekati cara kera berjalan (oh….apakah ini yang disebut teori Darwin), rambutnya tambah kusut dengan disisir model ala bezita (tokoh komik dragonball), sifatnya muales banget melebihi gue, cita-cita serta harapan dia untuk kedepannya adalah  tamatin game dalam waktu lima jam, dasar gamers gila. KOPLAK

0 comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews