Labels

.

.
Powered by Blogger.

Thursday 9 October 2014

Desa loji, konservasi elang dan air terjun

Bagi kalian yang hoby buat traveling atau sekedar ingin melepas kepenatan ibu kota, gue rasa tempat ini recommended banget buat dikunjungi, itung-itung sebagai latihan naik gunung bagi yang pemula.
Lokasinya berada di kawasan resort Salak 1 Taman Nasional Gunung Halimun – Salak, kampung loji. Tempat ini digunakan sebagai kawasan konservasi elang Taman Nasional, pemandangan yang asri dan udaranya yang segar dapat digunakan sebagai lokasi camp bagi penyuka rekreasi outdoor terutama bagi para exibisionist. (mesum mode on).
Alamat :
Resort Salak I Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Kampung Loji Rt 02 / 09
Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong
Bogor, Jawa Barat.

            Selain digunakan sebagai taman nasional, disana terdapat wisata air terjun cibadak yang lokasinya berada dipuncak dari kawasan konservasi, perjalanan ke lokasi air terjun cukup terjal dan mendaki jadi siapkan perbekalan berupa air atau roti karena dipuncak gak ada yang jual batagor. Disepanjang perjalanan anda akan disuguhkan pemandangan rerimbunan pohon dan batang pinus yang cukup bagus untuk dijadikan bahan jepretan bagi yang bawa karet gelang maksud gue bagi yang menyukai fotografi.


            Niatnya Gue dan temen-temen hanya ingin kumpul-kumpul sambil jalan-jalan gak jelas, kebetulan juga salah satu dari temen gue punya hunian yang dekat dengan lokasi konservasi, dengan dibantu mamang (jenggotnya mirip Dumbledore) yang jagain rumah temen gue disana, gue dan teman-teman bersiap menuju air terjun dengan gegap gempita dan tanpa persiapan. Pagi itu sesudah sarapan dengan bubur ayam yang kalo gue liat lebih mirip adonan tepung kanji, kami berangkat menuju lokasi.


            Di atas adalah foto temen-temen sebelum keberangkatan, senyuman yang menghiasi bibir mereka hanya bertahan selama tiga puluh menit dan selanjutnya kami mulai melontarkan kata-kata kutukan, catatan : yang badanya paling besar itu bukan tebo anak gendoruwe, tapi temen gue namanya agiel. Diantara kami si agiel yang paling menganggap perjalanan ini sebagai sebuah petaka, selama perjalanan keringetnya banyak banget kadang-kadang dari kepalanya mengeluarkan uap, hampir tiap dua puluh menit minta istirahat, sampe gue bantuin dorong-dorong badannya saat di tanjakan, dorong dia masuk kejurang tapi gak berhasil,  terus merengenk minta pulang, kebanyakan makan buah berry liar alhasil perut mules, sampe di air terjun langsung bongkar muat. (tiba-tiba udara sekitarnya berubah, tercium aroma WC umum). “gue mengutuk perbuatan tersebut”.


            Setelah melewati kantor pendaftaran selanjutnya akan melalui sebuah jembatan gantung, yak di atas adalah foto jembatan gantungnya dan ini dia lagi-lagi si agiel butuh waktu dua puluh menit buat nungguin dia sampai ke sebrang.
Berikut ini beberapa foto perjalanan hingga sampai ke air terjun.















































































































yang terakhir itu bukan foto raja kera, ya itu gue gayanya udah males-malesan berasa badan udah cape banget dorong-dorong agiel.

0 comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews