Labels

.

.
Powered by Blogger.

Thursday 13 November 2014

JONES, You never walk alone (2)

              Setelah cukup lama mengobrol dengan si maniak hipnotis, gue ngerasa pengen pingsan, “terpengaruh hipnotis ?” bukan, “lebih karena bau mulut”. Kemudian nama gue di panggil untuk segera menuju ke ruang eksekusi sidang.
             Sampai di ruangan sidang, kondisi hening, terkadang ada suara tangisan yang menyayat hati (itu adalah suara kegagalan), ada suara buang ingus (oh maaf itu gue gak kuat kena AC). Situasi saat itu bikin perasaan gue semakin desperate, ditambah lagi ngeliat wajah orang-orang yang pucat pasif keluar dari ruang sidang (seperti habis kena razia).

             Saat menunggu dipanggil masuk ruangan sidang, badan tiba-tiba ngedrop. Malam sebelum sidang gue baru bisa tidur sekitar jam tiga pagi, dan sebelum berangkat gue juga gak sarapan karena terburu-buru, sepertinya tipes gue kambuh. Tapi, anehnya, setelah dipanggil semuanya lenyap, badan gue gak ngedrop lagi (gugup mengalahkan segalanya).
            Sidang berakhir pukul 1:15 siang, setelah itu lanjut menunggu pengumuman jam 1:30, alhasil gue gak sempet cari makan, padahal mata udah berair, kepala serasa miring sebelah dan sepertinya leher gue semakin tercekik, ternyata salah ngalungin tas, bukan dipundak tapi dileher. Sampai dilantai satu seluruh ruangan sudah dipadati mahasiswa yang selesai sidang tapi kali ini menjadi semakin padat dengan ditambahnya para pengantar. Penjelasan : para pengantar disini adalah keluarga atau teman satu kelas yang sengaja datang untuk menyambut teman atau keluarga mereka yang telah melaksanakan sidang. Hemm, gue baru tau ada yang seperti ini padahal belum di wisuda, sepertinya ini sudah menjadi tradisi di gundar, dan Alhamdulillah gue gak ada yang nyambut.
           Melihat banyak sekali antusiasme orang yang menjemput, perasaan jadi semakin sedih karena sekarang gue bener-bener gak dapet tempat duduk. “bang misi bang gue mau duduk, udah mau pingsan nie, yang gak berkepetingan, mati aja sana…”, dalam hati. Sialnya, gue masih berdiri, sampai saat nama-nama peserta sidang dipanggil untuk segera menuju ruang pengumuman, ada kira-kira tiga puluh menitan gue berdiri karena nama gue dipanggil dikelompok yang ke-dua (asem banget gak tuh). Tapi gak masalah, gue udah kentutin orang-orang yang duduk dibawah deket gue “mamam tuh bubur mesir”, dalam hati. Caranya gue ngeluarinnya dikit-dikit biar gak ketauan.
          Setelah nama gue dipanggil, segera gue menuju ruang pengumuman dan disana gue masih harus berdiri lagi “what…..bunuh aja gue sekalian”, dalam hati, dan pahitnya lagi, gue masih harus dengerin pidato dan pengarahan dari panitia sebelum pengumuman kelulusan, “pak bisa di smsin aja gak pidatonya…”, dalam hati.
          Kurang lebih lima belas menit berakhir juga pidatonya, dan sekarang adalah tahap yang paling ditunggu-tunggu, yaitu, tahap pengumuman kelulusan. Teknis pengumumannya, peserta sidang yang namanya telah dipanggil kedalam ruang pengumuman dibagi kedalam empat kelompok. Pembagian dilakukan dengan cara, panitia sebelumnya menyebutkan nama kelompok dan dilanjutkan dengan menyebutkan nama-nama yang berada dalam kelompok tersebut. Kebetulan nama gue disebutkan dalam kelompok pertama.
          Setelah selesai acara bagi-bagi kelompok kemudian dimulai pengumuman kelulusan dengan hasil sebagai berikut:
1. Kelompok satu : lulus.
2. Kelompok dua : lulus bersyarat.
3. Kelompok tiga : tidak lulus.
4. Kelompok empat : lulus.
            Seketika ruangan menjadi ramai oleh suara teriakan bahagia peserta yang kelompoknya dinyatakan lulus meski samar-samar terdengar juga seperti teriakan sumpah serapah, kalo gue pribadi sih santai aja, menghormati yang gak lulus, for your info muka gue gak enak kalo lagi teriak.
            Masa-masa genting sudah lewat dan sekarang gue udah lulus sidang sarjana, namun terasa biasa aja “hambar”, seharusnya gue seneng, tapi kok merasa ada yang kurang ya. Meski gue senang pun, toh, gak ada yang bisa gue ajak untuk berbagi bahkan orang yang selama ini gue anggap special, chek handphone berharap tiba-tiba dia Tanya kabar, setelah dichek kosong gak ada satu pun notifikasi yang masuk. “ya sudah lah, mungkin gue terlalu naïf, sebelumnya gue juga pernah ngalamin situasi kayak gini, nothing to lose pokoknya” dalam hati.
              Saat itu yang ada dalam pikiran gue, ingin cepat sampai rumah lalu tidur habis mau ngapai lagi mau sesi foto-foto gak ada yang kenal, mau bepelukan yang ada tinggal tiang, mau nangis, pojokan udah pada penuh. Sekarang saatnya pulang, hari ini, badan rasanya lelah sekali.
            Sampai didepan pintu keluar gak sengaja gue ketemu dua orang teman sekelas. Meski setelah ditanya dia bermaksud menyambut temenya yang juga sidang hari ini dan gak sengaja ketemu gue disini, tapi, it’s ok, minimal gue jadi bisa cerita banyak pengalaman ketika sidang, dan gak lama gue ketemu lagi sama temen yang hari itu lagi bimgbingan skripsi sama dosen yang udah nguji gue. Sebelum pulang jadi bisa makan-makan dulu bareng mereka dan melanjutkan cerita ketika sidang.
            Sampai dirumah pukul empat sore. Sebenarnya masih kepengin maen atau jalan-jalan buat menghilangkan rasa jenuh, tapi, gue bingung harus kemana dan sama siapa, ini kan malam minggu, pasti punya acara masing-masing, tapi gak nyangka saat chek handphone ada notifikasi, setelah dibuka ternyata sahabat gue, ”agiel” ngajakin jalan ke puncak bareng teman-teman. Tidak butuh waktu lama buat mengiyakan.
            Singkat cerita. Malamnya gue “ngalong” ke puncak naik motor, tadinya sempat berasa males karena badan cape banget dan ada efek kurang tidur, tapi berhubung gue dibonceng dan katanya Cuma sebentar setelah itu numpang bobo dirumah teman jadi gue joint aja. Kenyataanya kami malah tidur di masjid AT-Taun, edan banget, kali ini gue kena tipu, tapi, gak masalah selama ada mereka bagi gue seru-seru aja udah biasa kami kayak gini. Catatan : soto mie di warung sekitar masjid uenak banget rasanya.
            Paginya gue sholat subuh disana, dan entah kenapa tiba-tiba gue meneteskan air mata setelah selesai sholat. Mungkin agak sedikit lebay, tapi yang jelas hari ini gue bener-bener bersyukur. Gue yang tadinya berpikir bahwa saat sidang akan sendirian sampai akhir, kemudian masuk pintu depan, celingak-celinguk gak tau harus ngapain, tiba-tiba ketemu sama orang yang kenal sama gue meski gue sendiri gak kenal sama dia. Setelah selesai pengumuman saat bingung ingin berbagi dengan siapa gak disangka ketemu temen gue, saat jenuh ingin rasanya jalan-jalan tapi gak tau arah tujuan, tiba-tiba ada yang ngajak jalan. Gue bersyukur walaupun gue gak meminta tapi dia selalu mengamati setiap umatnya. Hari yang penting pun sudah tidak menjadi terasa hambar. 
           Don,t be sad para jomblowers, meski ngerasa sendiri akan selalu ada mata yang mengawasi kalian tetep semangat dan berpikir positif, sedikit kata dari gue “JONES, you never walk alone”. Bersyukur aja meski yang dateng itu cowo, lho!

0 comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews