Cerita ini berlanjut, awalnya di mulai dari profokasi
dan orasi-orasi liar temen gue yang ngajak gue untuk bersepeda, kemudian
melakukan latihan-latihan ringan di daerah hutan UI (universitas Indonesia),
lalu bertambahnya satu teman yang otaknya terhasut untuk bersepeda, secara
tidak sadar hal-hal kecil seperti ini yang sedikit namun sering itu, Mulai
membuat diri gue kembali mencintai sepeda CLBK. Dan dimulailah
perjalanan-perjalanan gue menggunakan sepeda dengan jarak yang lumayan jauh,
dan awal perjalanan gue adalah ke kota hujan Bogor. That’s the advanture begin.
Hari
itu………iya pada hari itu……..emmm………hari itu……….ok…ok…umur gue emank udah gak
remaja lagi tapi otak gue masih bisa mengingat dengan baik………mungkin hanya
oksigen yang kurang menyuplai kebutuhan otak gue sehingga peredaran darah ke
otak gue tidak lancar. Sebentar gue tarik nafas
dalam…dalam……..hufftttttttt…………..lalu buang nafas…….fhusssssssss………..baiklah
kita mulai sekarang “kuatkan tekad”. Pada Hari itu gue……….emmm………gue ngapain
hari itu………..ngngngngngg……”itu hari apa ya..?” aduh gue lupa hari apa itu.
“apa gue nugging aja ya biar darah gue lancar ke
otak…”
“ah jangan…, dulu gue nungging bukannya darah lancar
ke otak malah bubur ayam bekas sarapan gue keluar lagi”
Baiklah
berhubung gue lupa hari apa “itu” gue ganti aja awalan paragraphnya jangan
menggunakan kata waktu itu.
Waktu
itu temen gue mempunyai wacana untuk bersepeda dengan jarak yang lebih jauh.
Gue berpikir “hemm…selamat datang turun berok…”. Temen gue beralasan ingin
mencoba bersepeda kesana, memang sieh biasanya kami hanya latihan bersepeda di
UI setiap hari sabtu atau hari minggu, dan gue sendiri juga mulai merasa agak
jenuh terus menerus latihan dan hanya di daerah UI, ketemu temen yang sama,
lokasi yang sama, pohon yang sama, dan mba-mba qounter hp yang sama “lho kok…”. kalau gue pikirkan kembali, ide temen gue ini ada
bagusnya juga selain bisa menambah tantangan juga bisa menambah pengalaman
bersepeda. “ok deal…” saat itu juga gue langsung setuju dengan ide temen gue tersebut
dan tempat tujuan langsung ditentukan yaitu Kebun Raya Bogor.
Pada
hari keberangkatan gue menuju tempat pertemuan, yaitu tempat dimana temen-temen
gue sudah menunggu disana lokasinya di jl kapuk depan kampus D UG (Unifersitas
Gunadarma), sesampainya disana kedua temen gue sudah menunggu disana (coco dan
moncoz) dan menyambut gue dengan hangat walaupun gue datang terlambat
“he..he..he..mustahil, yang ada muka cemberut, maaf ya kawan..kawan telat”. dengan rencana
yang sudah kami buat dihari sebelumnya kami siap untuk berangkat.
Kami
berangkat pada hari sabtu pagi “pukul 06:00” dengan estimasi jarak tempuh dari
lokasi start sampai ke garis finish adalah 2 jam, track yang akan kami lalui
adalah track jalan kecil yaitu:
Depok lama – Citayam – Bojong Gede – Cilebut barat – Pemuda
– Bogor / -+26 Km
Segera
setelah gue tiba, dengan semangat yang luar biasa kami langsung berangkat,
“padahal gue baru sampai dengan nafas terengah-engah. Tapi apa boleh buat gue
juga datang telat di tempat berkumpul, jadi untuk mempersingkat waktu yang
sudah lewat sekitar 20 menit dari rencana semula gue dan teman-teman segera
bergegas untuk goes kembali.
Menuju Point pertama (Depok Lama),
jarak menuju point pertama tidak terlalu jauh dari lokasi start, saat itu
posisi gue berada di depan formasi, tapi jangan salah sangka, dengan adanya gue
berada di depan formasi bersepeda bukan berarti gue adalah leader, gue di depan
karena cuma gue yang tau jalan “sesaat gue merasa dimanfaatkan sieh”.
Saat itu gue berusaha untuk memacu
sepeda gue sedikit lebih cepat dan tentunya mengeluarkan tenaga lebih banyak,
saat itu yang ada dalam pikiran gue hanyalah mencapai waktu 2 jam sampai lokasi
finish. Setelah dirasa, diraba dan diterawang ternyata mantap juga Menyusuri
jalan raya margonda yang besar dengan sepeda pada pukul 6:30, karena pada waktu
tersebut kendaraan masih jarang sehingga kami dapat goes dengan leluasa,
“gue serasa raja jalanan hahahaha…”
udara pagi saat itu sungguh sejuk berbeda dengan
margonda di siang hari terik dan berdebu, kesejukan ini bisa gue rasakan di
setiap pori-pori wajah gue dan setiap udara yang gue hirup yang terus masuk
kedalam paru-paru, terasa bergitu menyegarkan seakan gue mempunyai tenaga lebih
untuk mampu mengoes sepeda gue lebih cepat. “maju teman-teman”
Menuju Point ke-dua (Citayam), sepeda
kami sudah sampai di point pertama (depok lama), ditandai dengan dilewatinya
stasiun Depok Lama, memang lokasi jalan yang kami lalui berdampingan denga
jalur kereta. Jalan margonda yang baik
membuat kami dapat memacu sepeda kami dengan cepat, dan gue yakin kami bisa
menempuh waktu yang sudah kami rencanakan. Memasuki jalan citayam kami harus
sedikit lebih berhati-hati dikarenakan kondisi jalan yang menyempit.
“ untuk sekedar informasi kondisi jalan citayam tidak
selebar jl margonda yang satu arahnya bisa dilalui sampai tiga mobil secara
vertikal, berbeda dengan jalan citayam hanya bisa dilalui satu mobil ”.
Selain
kondisi jalan yang kecil, banyaknya lubang-lubang dan pasir hasil dari
perbaikan jalan membuat sepeda kami tidak bisa melaju dengan kecepatan yang
konstan, disamping itu kami harus menjaga kecepatan kami juga sambil harus
berhati-hati dengan lubang galian hasil dari perbaikan jalan. Kondisi tersebut
cukup menghambat waktu tempuh kami namun apa boleh buat keselamatan adalah hal
yang utama.
“ sedikit
gambaran, kondisi jalan citayam setelah Kota Kembang sampai stasiun citayam
sedang ada perbaikan pada waktu itu, lokasi jalan berdampingan yaitu dengan rel
kereta disebelah kanan (posisi dari jalan raya margonda) dan sungai disebelah
kiri “.
“ kalo lagi apes bisa-bisa nyemplung sungai “.
“ tapi gue yakin kalo gue masuk sungai pasti gue akan
menjadi legenda citayam”.
“ hantu pengendara sepeda dengan suara parau
gooeeee………ssssssssss”.
Menuju
Point ke –tiga (Bojong Gede), rangkaian gear dan rantai terus bergerak kami
terus berpacu hingga sudah melewati stasiun citayam dengan masih menggenggam
harapan untuk tujuan kami yaitu kebun raya bogor, setelah melewati stasiun
citayam kondisi jalan sudah membaik dan lancar untuk dilalui sepeda kami,
kelelahan sudah mulai terasa apa lagi gue yang memank belum istirahat.
“goooeee….sssss dengan suara parau”.
tidak hanya itu formasi kami sudah tidak seperti di
awal lokasi start, kami tidak bisa lagi mempertahankan jarak antar sepeda
sekarang posisi gue tidak lagi menjadi leader digantikan coco yang dengan
hebatnya melaju dengan cepat dan moncoz tertinggal di belakang sampai terkadang
gue dan coco harus berhenti untuk menunggu moncoz.
Kelahan
yang gue rasakan semakin membanyangi dengan
ditambahnya kesalahan persepsi letak track point, saat ikut gue kira cilebut
dulu baru bojong gede dan ternyata bojong gede dulu baru cilebut.
“asem pantes……….gue kaget waktu udah lewat bojong
gede kok masih ada stasiun lagi yaitu stasiun cilebut..”
dan naasnya setelah melewati stasiun bojong gede gue
memacu sepeda dengan cepat berharap cepat sampai.
“terkuras
sudah semuanya..”.
Menuju
Point ke – empat (Cilebut), melewati stasiun bojong gede meski agak goyah tapi
masih tetap goess “paru-paru gue rasanya hancur”. Tanggung juga sieh buat
kembali sebentar lagi sampai tujuan, formasi sepeda tetap berantakan dengan coco masih di depan
“hebatnya makhluk yang satu itu”.
wajar kalau coco di depan soalnya dia tiap hari ke
kantor naki sepeda, kantornya berada di daerah cileungsi dengan jarak kurang
lebih 24 Km. dan dia juga yang membuat gue kembali bersepeda
“ thanks coco…”
moncoz masih tertinggal di belakang dan sepertinya
paru-parunya sudah hancur.
Menuju
Bogor, melewati stasiun cilebut ini yang gue tunggu-tunggu, gue menunggu
semangat gue bangkit, memang sieh itu hanya sebuah stasiun dengan papan
bertuliskan stasiun cilebut berhuruf besar di depan pintu stasiun, dengan
keadaan yang cukup ramai dengan angkutan umum pada saat itu, tapi meski hanya
itu semangat gue bangkit.
“gue juga gak bergitu mengerti, mungkin persepsi atau
sugesti yang jelas gue masih bisa maju”.
Meski dengan rasa lelah kami melewati jl kyai haji
soleh iskandar dan bergerak menyurusi Jl pemuda kemudian Jl jendral sudriman,
semua itu terbayar sesampainya kami di Kebun Raya Bogor dan hal yang pertama
kami lakukan adalah sarapan.
“lapaaaarrrrr…”.
Goes To Bandung
Goes To Cirebon
0 comments:
Post a Comment