Gue punya saudara
laki-laki namanya agung, tapi sehari-hari biasanya gue panggil dia “gendut”,loh
kenapa….? secara waktu bokap bawa pulang dia dari rumah sakit, bodynya tuh
montok full kulitnya putih kemerah-merahan persis pinggiran koreng, hidungnya pas
mancung agak kedalem, hidung adek gue tuh unik, kalau orang lain itu matanya
yang sipit tapi kalau adek gue itu hidungnya yang sipit maybe dia keturunan
tionghoa, sempat sedikit khawatir dia akan kesulitan bernafas nantinya meski
akhirnya gue sedikit lega karena menemukan letak posisi lobang hidungnya ketika
dia sedang menangis, pipinya tembem mirip orang lagi ngemut tiga belas permen
kojek, badannya bullet mirip sapi geloggongan dan seperti halnya anak baru
kepala adek gue plotos seperti mau di ospek. (that’s my little brother)
Hal
yang baru itu selalu menjadi hal yang “wah…wah…” dan yang lama akan tersingkir
secara perlahan dan selalu menjadi hal yang “oek……” (sisa-sisa). Dengan
hadirnya adek gue sebagai penghuni rumah yang baru, atmosfir di rumah gue agak
sedikit berbeda, yang pertama banyak tetangga gue yang pada datang kerumah Cuma
buat liat si bayi dengan tanpa memperdulikan bahwa gue ini kakaknya dan sambil
membawa buah tangan, yang pasti kalo buah tangan itu berbentuk makanan harus
lewat bagian quality control yaitu gue, yang ke-dua berhubung kondisi nyokap
gue masih kurang fit, so mulai empat belas hari kedepan setelah si bayi datang
kerumah, situasi gue akan berada seperti di pengungsian korban banjir kiriman,
makan hanya dengan mengkonsumsi mie instan dan nasi “sukur-sukur kalo bokap gue
tiba-tiba khilaf dan mau traktir makan di luar untungnya saat itu gue gak mati
karena kelaparan, yang ke-tiga, hal ini yang paling tragis, selama empat belas
hari kedepan perlahan-lahan energy keberadaan gue lenyap dan tergantikan oleh
si bayi, jadi seperti layaknya amoeba (ada tapi tak dihiraukan).
Pada
usia empat bulan gue udah diperbolehkan nyokap buat menggendong si bayi,
alasanya karena badan si bayi sudah kuat dan kondisi ketahanan tubuhnya sudah
baik, sebelumnya gue Cuma hanya boleh melihat dari jarak tertentu dan tidak
boleh terlalu dekat karena kata nyokap penciuman sibayi masih sensitive kasian
kalau di deketin sama gue, dan itu secara tidak langsung menyatakan bahwa gue
ini “BAU BADAN”. “Hey mom I’m your son too, SADISME”. meski badan gue bau tapi
gak akan sampai membunuh si bayi kan. Senangnya bisa pegang sibayi, mau tau gak
rasanya gendong bayi…? Rasanya gendong bayi tuh seperti megang kotoran kuda
yang sudah mengeras sekitar satu minggu, empuk-empuk kenyal gimana gitu dan
agak berat. Pernah gue nyoba menimang sibayi, dengan cara menggoyang tangan gue
kekiri lalu kekanan dan gue lakukan itu secara terus menerus selama satu jam,
hingga tiba-tiba adek gue muntah, nyokap gue sempat panik melihat adek gue
muntah, gue bilang aja kalo si bayi muntah karena kebanyakan susu, tapi yang
jelas itu gara-gara gue mengayunkan tangan gue terlalu kencang dengan speed di
luar kewajaran, “habis gemess litany”. Dan itu gue lakukan terus selama empat
hari. ?#$@$%
Pada
usianya menginjak tiga belas bulan, adek gue udah mulai bisa berjalan, wah pokoknya lucu banget waktu si adek lagi
jalan, seperti lagi latihan jurus dewa mabuk lebih tepatnya jurus bayi mabuk “doyong
kekanan doyong kekiri la….la…la…la…la..la” (potongan lagu potong bebek angsa),
dan lebih lucu lagi waktu si adek terjatuh “hahahaha….hahaha” bikin gue ngakak,
semakin atraktif dia terjatuh semakin gue tertawa lebar “hahahahahahhaha” yang
ini bikin gue menggila, dan kemudian dia jatuh dari sofa ruang tamu yang ini
bikin semuanya terdiam, gue masih inget waktu seringnya dia menjatuhkan harga
diri gue dengan kencing di atas celana jeans yang baru gue beli pada saat gue
gendong, sepertinya ini bukan kecelakaan, gue yakin ada konspirasi dibalik ini
semua maybe ini adalah sebuah pembalasan dendam karena sering ditertawakan
ketika dia terjatuh.
Catatan: jangan sekali-kali
berurusan dengan bayi
Pada saat usianya lima tahun, adek gue ini udah mulai
bawel dan jadi tambah semakin gendut. Tiap hari kerjanya ngoceh……………terus, apa
aja di omongin sampai cape gue ngejawabnya, kadang gue pura-pura tidur kalau
dia lagi banyak Tanya, dan alhasil muka gue kena pukul si adek sambil tertawa,
disangka gue lagi ngajak becanda kali, pernah gue di pukul pake botol susu,
atau benda apa saja yang sedang dia pegang, “aduh ini balita apa preman sih”,
ini sih namanya bukan bercanda tapi percobaan pembunuhan catatan:kalau sedang
seperti ini jangan membiarkan balita memegang benda tajam. tapi gak apa-apa
kadang gue juga sering balas dendam dengan cara menghabiskan biscuit bayi yang
sering di beli nyokap, habis enak sih.
catatan :
1. jangan pernah bawa
adek lo yang masih bayi ke sekolah, apalagi dia lebih ganteng dari lo, yang ada
lo cuma jadi bulan-bulanan buat dicengin sama temen-temen lo. “adek lo kok
ganteng sieh, beda sama kakaknya,” *sedang BT @#$$&@#@# “liat aja gue habisin
biscuitnya”.
2. jangan bawa dia pada
kerumunan anak cewe karena Cuma buat lo mupeng sangat, karena si bayi pasti di
pegang-pengang oleh tangan wanita-wanita cantik itu, dan sekali lagi lo jadi
bahan cengan.
Waktu terus berjalan hingga sekarang adek gue ini udah
kelas dua SMP, banyak perubahan pada si
gendut, pertama udah gak gendut lagi, ke-dua makin buluk aja itu kulit, gue
rasa ini lah hasil dari polusi udara, radiasi sinar UV dan pemanasan global,
jalannya sedikit bungkuk mendekati cara kera berjalan (oh….apakah ini yang
disebut teori Darwin), rambutnya tambah kusut dengan disisir model ala bezita
(tokoh komik dragonball), sifatnya muales banget melebihi gue, cita-cita serta
harapan dia untuk kedepannya adalah
tamatin game dalam waktu lima jam, dasar gamers gila. KOPLAK
0 comments:
Post a Comment